keterampilan berbahasa

MENULIS ARTIKEL
(dalam Majalah Sekolah)

Oleh: Imron Rosidi



            Jangan bosan-bosan untuk menulis dan mengirimkan ke mading, majalah sekolah, surat kabar, atau ke penerbit. Kirimkan hasil tulisan Anda dan jangan berhenti karena menunggu jawaban dari pimpinan redaksi atau penerbit. Tulisan pertama belum ada jawaban, kirimkan tulisan yang kedua, begitu seterusnya. Kiriman yang ke sebelas tidak diterima itu sudah biasa, dan kiriman kedua belas diterima, itu baru luar biasa.
            Kemampuan menulis artikel perlu dimiliki oleh seorang siswa, meskipun masih menjadi penulis pemula. Dengan menulis artikel, siswa dapat mengungkapkan isu tertentu yang ada di masyarakat dengan menggunakan sudut pandang tertentu. Siswa terbiasa mengulas dan mengupas sebuah masalah dengan menampilkan fakta-fakta yang diperoleh, baik yang diperoleh melalui studi pustaka, studi dokumentasi, maupun hasil observasi. Setelah mengungkapkan fakta-fakta tersebut, siswa perlu memberikan solusi agar masalah yang diangkat dapat dicarikan jalan keluarnya.
            Sebelum menulis artikel, baik yang berupa artikel populer maupun artikel ilmiah, siswa perlu memahami terlebih dahulu pengertian artikel. Selain itu, siswa perlu juga memahami langkah-langkah menulis artikel, serta hal-hal yang perlu diungkapkan dalam sebuah artikel. Dengan memahami hal-hal tersebut, siswa tidak akan kesulitan mengembangkan sebuah permasalahan dalam sebuah tulisan berbentuk artikel. Hal-hal yang berhubungan dengan artikel tersebut akan diungkapkan dalam uraian berikut.

Apa itu Artikel?
            Dalam dunia jurnalistik, artikel dapat diartikan sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu dan menjadi masalah yang sedang ramai dibicarakan orang. Isu tersebut bukanlah sebuah desas-desus yang hanyalah sebuah kabar burung yang belum jelas keberadaannya. Sofyan mengartikan artikel sebagai karangan bebas yang mengangkat berbagai macam permasalahan (2006:150). Permasalahan yang diangkat dalam sebuah artikel hendaknya benar-benar terjadi dan sedang berkembang dalam masyarakat (lokal, nasional, mau¬pun internasional).
            Artikel dapat pula berupa tulisan lengkap dalam majalah, tabloit, atau surat kabar, termasuk majalah/koran sekolah dan Mading. Tulisan bentuk ini pada umumnya diisi para penulis yang memiliki spesifikasi keilmuan tertentu. Gus Dur misalnya, selalu mengisi kolom artikel yang membahas masalah kenegaraan, politik, dan agama. Habibie lebih suka mengisi kolom artikel tentang teknologi, sedangkan Mustofa Bisri tak jarang mengisi kolom artikel dalam surat kabar tentang keberadaan suatu organisasi keagamaan di Indonesia. Kalangan siswa bisa menulis artikel tentang kepemudaan, prestasi pelajar, atau tentang masa remaja.
            Melihat bentuk atau strukturnya, artikel tampak seperti esei. Hanya saja, artikel sebenarnya memiliki perbedaan dengan esei sebab artikel tidak bersifat pribadi, dan cakupannya sangat luas. Selain itu, berbeda dengan esei, artikel tidak begitu mengindahkan bentuk dan menonjolkan segi keindah¬an bahasa. Warna tulisan pada artikel lebih banyak ditentukan oleh gaya atau selera penulis, sementara esei lebih setia pada kaidah, hukum, dan tuntutan kebahasaan pada umumnya.
            Artikel lebih dimaksudkan untuk menyampaikan fakta, anali¬sis terhadap fakta, penilaian (setuju atau tidak setuju), dan melon¬tarkan ide atau gagasan alternatif pribadi dengan tujuan meyakin¬kan, membujuk, atau menghibur pembaca agar pembaca mengambil posisi tertentu terhadap pokok-pokok gagasannya. Fakta-fakta yang ditampilkan merupakan hasil penggalian secara saksama oleh penulis, baik melalui studi pustaka, studi dokumentasi, maupun dari hasil observasi. Fakta-fakta tersebut dapat diungkapkan dalam sebuah tabel, grafik, maupun uraian dalam bentuk contoh-contoh.
            Dari segi siapa yang menulis, ada: 1) artikel redaksi, dan 2) artikel umum. Artikel redaksi adalah karangan prosa dalam media massa (koran sekolah, majalah sekolah, surat kabar) yang digarap oleh redaksi (biasanya oleh tim) di bawah tema ter¬tentu yang menjadi isi penerbitan, sesuai dengan kejadian atau peristiwa aktual. Penyuguhannya bisa dalam bentuk laporan utama, atau laporan khusus, sedangkan artikel umum adalah karangan prosa dalam media massa yang ditulis oleh umum (bukan redaksi). Artikel demikian biasa juga disebut “opini.”
            Tema artikel umum biasanya di¬sesuaikan dengan tema artikel redaksi. Oleh karena itu, kalau ingin tulisan dimuat dalam media massa, Anda harus peka ter¬hadap tema-tema yang dipilih redaksi. Dalam hal ini, tidak ada rumus tertentu yang bisa dijadikan pegangan selain kejelian dan kepekaan menangkap tanda-tanda zaman atau gejala-gejala kemasyarakatan yang biasanya diangkat redaksi untuk menen¬tukan tema artikel-artikelnya.
            Dari segi fungsi atau kepentingannya, artikel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) artikel khusus, dan 2) artikel sponsor. Artikel khusus adalah karangan prosa dalam media massa yang digarap oleh redaksi yang menjadi tema isi penerbitan saat itu. Artikel khusus disebut juga artikel redaksi, sedangkan artikel sponsor adalah artikel yang isinya membahas atau memperkenal¬kan sesuatu (produk, lembaga, jasa, dll) yang bersifat promosi, atau iklan yang berbentuk artikel.
            Pemuatan iklan dengan mengambil model artikel ini sekarang banyak diminati, baik oleh pemasang maupun oleh pembaca ka¬rena dianggap lebih menarik dan mempunyai nilai lebih. Bagi pembaca, pembaca tidak merasa hanya disuguhi ajakan untuk membeli produk atau memanfaatkan jasa, juga mendapat masukan berharga tentang produk yang ditawarkan. Sementara itu, pemasang iklan merasa tidak begitu bersalah dengan hanya manawarkan barang dagangan atau jasa. Artikel model ini sudah tentu tertutup bagi penu1is umum, kecuali secara pribadi mendapat pesanan dan pihak sponsor, atau dia bergabung dalam biro iklan.

Menulis Artikel dalam Majalah/Koran Sekolah dan Mading
            Siswa menulis artikel? Mengapa tidak? Bahkan apabila mungkin, siswa dapat mengirimkan artikel yang dibuatnya pada surat kabar atau majalah tertentu. Untuk berlatih sebelum mengirimkan artikel pada surat kabar atau majalah, siswa dapat menulis artikel yang dikirim pada redaksi majalah/koran sekolah, atau redaksi majalah dinding.
            Untuk menulis artikel, pada dasarnya tidak ada aturan baku, semua tergantung pada masing-masing penulis. Pada umumnya, semakin sering orang menulis artikel, semakin mudah bagi dia untuk mengganti gaya, menyuguhkan urutan penalaran, mempermainkan daya imajinasi pembaca, atau menuntun pembaca pada kesimpulan yang akan dia tarik.
            Untuk penulis tertentu, artikel ditulis dengan gaya bahasa santai dengan pembahasan yang santai pula melalui kata-kata umum yang sering didengar atau dipakai para pembaca. Pada penulis tertentu pula, ada artikel yang ditulis serius dengan bahasa ilmiah dengan bentuk yang ilmiah pula. Semua itu dapat Anda ketahui apabila Anda sering membaca artikel pada surat kabar atau majalah.
            Berbagai gaya penulisan artikel di atas berlaku untuk penulis senior yang sudah memiliki pengalaman cukup lama dan menjadi langganan surat kabar atau majalah tertentu. Untuk penulis pemula, agar tidak kehilangan kelogisan pikir atau arah, penulis artikel disarankan menggunakan pedoman berikut.
1. Carilah inspirasi, kemudian tentukan lebih dahulu isu atau masalah aktual yang akan     dibahas. Tengok kanan-kiri, perhatikan dengan saksama situasi masyarakat di sekeliling     akan Anda. Dengarkan, rasakan apa yang sedang hangat menjadi topik pembicaraan di     masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global, misalnya: masalah narkoba     di kalangan siswa, terorisme, masalah wabah penyakit, masalah pemilu, masalah     pilkada, masalah kematian Taufik Safalas, dan sebagainya. Pilih salah satu, dan pastikan     persoalan yang akan dibahas tidak terlalu luas sesuai dengan media massa yang akan     memuat, kawasan edar media massa bersangkutan, dan pembaca yang akan disasar.     Untuk majalah sekolah dan Mading tentunya masalah penyalahgunaan narkoba sangat     sesuai untuk dijadikan bahan kajian artikel.

Catatan:
Tentu saja tidak tertutup kemungkinan majalah sekolah memuat masalah berskala nasional, misalnya pelaksanaan Ujian Nasional. Akan tetapi, jarang sekali media massa nasional memuat artikel yang membahas tentang isu di sebuah sekolah. Ingat prinsip menulis artikel: jajaki selera pimpinan redaksi, termasuk redaksi majalah sekolah dan Mading.

2. Jabarkan isu atau persoalan yang akan dibahas mengikuti urutan sebagai berikut.
    • Pendahuluan: bersifat  sebagai  pengantar  untuk memasuki masalah yang        sesungguhnya. Bandingkan fungsinya dengan teras/lead dalam berita atau tulisan        khas/feature. Pada bagian ini yang diketengahkan, misalnya masalah moral pelajar,        pendahuluan dapat diisi dengan berbagai tingkah laku pelajar yang menyimpang di        masyarakat.
            Pelajar merokok di lingkungan sekolah. Itu sudah sering ditemui, meskipun        dengan sembunyi-sembunyi. Berpura-pura izin kebelakang untuk buang air kecil,        ternyata merokok di kamar kecil. Mengapa bisa terjadi?

    • Latar Belakang Persoalan: mengapa persoalan tersebut per¬lu dibahas, alasan-        alasannya, dan dampak yang ditimbulkan. Pada bagian ini Anda dapat menampilkan        fakta dan alasan fakta itu bisa terjadi sehingga dapat menjadi alasan pentingnya hal itu        dibahas.

    • Pembahasan:  apa  persoalan sesungguhnya yang perlu dibahas, diuraikan,        dibandingkan dengan persoalan lain, dan sebagainya.
    •  Gagasan pokok: saran-saran pemecahan masalah, ide-ide alternatif yang        dikemukan;
    •  Penutup kesimpulan sugesti, imbauan, ajakan, dan sebagainya.

3. Tuliskan uraian tersebut pada kertas buram atau buku yang Anda miliki. Anda tulis     artikel sementara yang menjadi naskah sementara. Anda dapat juga langsung mengetik     di media komputer apabila di rumah Anda tersedia.
4. Baca kembali naskah sementara itu. Periksa apakah ada salah ketik, salah ejaan, salah     menuliskan istilah atau nama (tempat, orang, lembaga/instansi). Pertimbangkan apakah     urutan penalarannya cukup logis!
5. Apabila semua koreksi sudah dilakukán, tulis atau ketik kembali menjadi naskah final.     Pastikan tidak akan diubah lagi, dan kirimkan ke redaksi media massa yang dituju.     Apabila Anda hendak mengirim ke redaksi majalah sekolah hendaknya sertakan surat     pengantar yang simpatik. Apabila tidak dimuat, Anda perlu mengoreksi lagi atau     mengembangkan atau mengubah isi artikel dari sudut pandang lain.
6. Artikel yang Anda kirim ke majalah sekolah tidak perlu terlalu panjang, cukup 3 sampai     dengan 4 halaman kwarto, 1,5 spasi.
7. Jangan sekali-kali membajak artikel orang lain, menjiplak, atau melakukan tindak plagiat.     Apabila untuk mendukung uraiannya diperlukan mengutip pendapat, kata-kata, atau data     hasil riset orang lain, sebutkan dengan jelas sumber dan mana kutipan atau data itu     diperoleh.
8. Terapkan semboyan: Tiada hari tanpa menulis. Sekali menulis, terus menulis. Jadilah     menulis sebuah budaya, bukanlah sebuah keterpaksaan. Tuliskan di dada Anda, Writing     is fun, menulis itu menyenangkan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “keterampilan berbahasa”

Posting Komentar