kebahasaan

MENGAJUKAN PERTANYAAN
DALAM DISKUSI

Oleh: Imron Rosidi


            Ketika mengikuti gelar wicara, pernahkah Anda nyelonong bertanya, padahal belum diberi kesempatan? Atau, pernahkah Anda bertanya, tetapi pertanyaan yang Anda ajukan itu cenderung tidak jelas ke mana arahnya? Jika pernah, apalagi menjadi kebiasaan, alangkah baiknya hentikanlah! Selain tidak tidak efektif, kebiasaan itu bisa menghambat proses gelar wicara. Bagaimana cara menghentikannya? Lakukanlah hal-hal berikut!

(a) Bertanyalah setelah moderator memberikan kesempatan kepada peserta gelar wicara.
(b) Ketika Anda hendak bertanya, tunjukkan jari atau isyarat lain sehingga moderator tahu      bahwa Anda bermaksud bertanya.
(c) Sebelum menyampaikan pertanyaan, sebutkanlah identitas Anda, misalnya nama dan      asal.
(d) Tunjukkan kepada siapa Anda bertanya dan apa yang menjadi fokus pertanyaan.
(e) Fokuskanlah pertanyaan Anda dengan menggunakan kata-kata atau ungkapan berikut.
     apa untuk menanyakan benda (konkret/abstrak), tumbuh-tumbuhan, hewan, dan      identitas
     siapa untuk menanyakan Tuhan, malaikat, dan manusia
     mengapa/kenapa untuk menanyakan perbuatan dan sebab
     bagaimana untuk menanyakan keadaan dan cara
     mana yang didahului oleh di, ke, dari untuk menanyakan tempat; dan bila didahului      yang untuk menanyakan sesuatu atau seseorang dari suatu kelompok
     bilamana, bila, dan kapan untuk menanyakan waktu
     berapa untuk menanyakan jumlah dan bilangan.
(f) Sampaikanlah pertanyaan Anda secara jelas, santun, dan tidak emosional.
            Selain bertanya, mengajukan tanggapan merupakan tindakan yang biasa dilakukan dalam diskusi. Ada berbagai bentuk tanggapan, misalnya persetujuan, penolakan, atau penambahan terhadap hal-hal yang sudah diungkapkan oleh penyaji atau peserta diskusi yang lain. Dalam memberikan tanggapan, Anda bisa menggunakan ungkapan-ungkapan penghubung antarkalimat. Misalnya “Sebenarnya saya tidak sependapat dengan simpulan diskusi ini. Akan tetapi, sebagai anggota yang baik, saya tetap akan melaksanakan simpulan diskusi ini”.
            Dengan ungkapan-ungkapan penghubung antarkalimat, Anda dapat mengembangkan bentuk-bentuk persetujuan, penolakan, penambahan, atau yang lain. Ada berbagai ungkapan penghubung antarkalimat yang dapat Anda gunakan, antara lain:
(a) ungkapan  untuk  menyatakan  pertentangan: biarpun  demikian/begitu, sekalipun      demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu,      meskipun demikian/begitu:
(b) ungkapan untuk menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan yang dinyatakan      pada kalimat sebelumnya: kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya;
(c) ungkapan untuk yang menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan di samping hal,      peristiwa, atau keadaan yang telah disebutkan sebelumnya: tambahan pula, lagi pula,      selain itu, di samping itu;
(d) ungkapan  untuk  menyatakan kebalikan dari yang telah dinyatakan sebelumnya:      sebaliknya;
(e) ungkapan untuk menyatakan bahwa yang digambarkan oleh predikasi adalah benar:      sesungguhnya, bahwasanya;
(f) ungkapan untuk menyatakan penguatan terhadap peristiwa, hal, atau keadaan yang      dinyatakan sebelumnya: malah(an), bahkan;
(g) ungkapan untuk menyatakan pertentangan dengan peristiwa, hal, atau keadaan yang      dinyatakan sebelumnya: (akan) tetapi, namun;
(h) ungkapan untuk menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan: kecuali itu;
(i) ungkapan untuk menyatakan konsekuensi: dengan demikian;
(j) ungkapan untuk menyatakan akibat: oleh karena itu, oleh sebab itu;
(k) ungkapan  untuk  menyatakan  kejadian  yang mendahului peristiwa, hal, atau keadaan      yang dinyatakan sebelumnya: sebelum itu.


Komentar :

ada 0 komentar ke “kebahasaan”

Posting Komentar