puisi


HARI KEMENANGAN
Oleh: Imron Rosidi


Takbir membahana
menyeruak di antara para wanita bermukenah
di antara para lelaki bersurban
di antara anak-anak yang sedang memegang kembang api
sebagai pertanda kegembiraan
melewati ujian selama Ramadan


remaja itu juga ikut tersenyum
tapi hatinya mulai berontak
pantaskah dia ikut tersenyum gembira
menyambut datangnya Idul Fitri
padahal ia lupa
ikut menahan lapar dahaga
ikut menahan nafsu
di bulan suci itu

Ia menutup mata, menutup hati
Ia rasakan tidak ada orang dihadapannya
Ketika ia harus melanggar perintah itu
Tidak ada yang melarang
Ketika tahu dia tidak melaksanakan perintah-Nya
Ia tetap saja gunakan sarung barunya
Ia gunakan baju salat yang baru dilipatnya
Ia kenakan peci hitam mulusnya

Ia mulai melangkah, mendekati suara takbir itu
Di depan pintu menganga lebar
tapi langkahnya mulai tersendat
ia tidak sanggup mengangkat mukanya
ia tidak sanggup menakbirkan tangannya
ia berpaling
meninggalkan jauh suara takbir itu
menuju hawa nafsunya
yang tidak pernah merasa malu mengusiknya

Suara takbir itu seakan memanggilnya kembali
Dicampakkan nafsu yang telah bersama
Menuju pintu lebar penuh ampunan

kesusastraan

MEMPARAFRASEKAN PUISI REMAJA
Oleh: Imron Rosidi



            Adik-adik tentunya pernah mengalami kesulitan memahami sebuah puisi. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman adik-adik terhadap maksud penyair dengan diksi yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa memahami sebuah puisi bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan mungkin terjadi salah tafsir. Hal itu juga disebabkan pengalaman dan sudut pandang yang berbeda antara penyair dan pembaca.

            Pemahaman makna kata-kata pun kadang-kadang tidak sama. Selain itu, ada kemungkinan kata-kata yang digunakan oleh penyair pun sering tak terpahami oleh pembaca. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempermudah memahami puisi adalah dengan memparafrasekan puisi tersebut. Memparafrasekan puisi adalah mengubah puisi ke dalam bentuk cerita dengan langkah-langkah tertentu. Untuk itu, mulailah kalian berlatih memparafrasekan puisi di bawah ini.

            Tambahkan kata atau unsur kata dalam kurung yang disediakan sehingga puisi berikut lebih mudah dimengerti isinya!

Hampa

Sepi di luar. Sepi (terus) menekan ( ) mendesak.
(se) Lurus ( ) ( )kaku pohonan. (dan)Tak bergerak.
Sampai ke puncak. Sepi ( ) memagut,
Tak satu (orang pun) melepas ( ) ( )renggut.
Segala( ) ( ) menanti. Menanti (dan) ( ). Menanti.
(hingga) Sepi.
Tambah (lagi) ini menanti, jadi mencekik.
(serta) Memberat ( )mencekung pundak.
Sampai binasa segala(-galanya). Belum apa-apa.
( ) Udara bertupa. ( )Setan bertempik.
Ini sepi, terus ada dan (tetap saja) menanti
(Chairil Anwar)

            Apabila kalian telah melengkapi puisi di atas, sebenarnya Anda telah melakukan kegiatan memparafrasekan puisi. Menambahkan kata dan unsur kata pada baris-baris puisi merupakan langkah awal. Langkah berikutnya adalah mengganti kata-kata yang sulit dimengerti dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Dalam puisi “Hampa” misalnya, “melepas renggut” dapat diganti dengan melepas secara paksa atau merebut, “bertempik” diganti dengan kata bersorak dengan keras, dan seterusnya.Dalam bagian ini, Anda akan berlatih memparafrasekan puisi dengan dua langkah tersebut!
(1) Bacalah puisi berikut!


Sia-sia

Penghabisan kali itu kau datang
membawa karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
darah dan suci.
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari itu kita bersama. Tak hampir menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi.
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
(Chairil Anwar)    



(2) Parafrasekan puisi  tersebut  dengan menambahkan kata, unsur kata, tanda baca       kemudian mengganti kata-kata yang sulit dimengerti dengan kata-kata yang lebih       mudah dipahami.
(3) Selanjutnya,  prosakan  puisi  yang  telah  Anda parafrasekan tersebut! Dalam       memprosakan puisi, Anda diminta untuk menerangkan(menceritakan) kembali isi puisi       sesuai dengan interpretasi Anda dalam bentuk prosa. Anda bisa mengubah susunan       dan kalimat puisi asalkan tetap mempertahankan makna dan maksud puisi tersebut.

kebahasaan

MEMBACA INFORMASI BERDASARKAN HALAMAN YANG DIRUJUK
Oleh: Imron Rosidi



            Salah satu ciri buku yang bagus, pada bagian-bagian akhir setelah daftar pustaka, terdapat halaman indeks. Daftar indeks adalah daftar sejumlah kata atau istilah yang menjadi subjek dalam sejumlah buku. Kata atau istilah tersebut biasanya ditulis entri-nya dan diberi keterangan tentang letaknya di halaman-halaman buku. Pada umumnya, yang dicantumkan dalam indeks adalah kata atau istilah yang menjadi subjek pembicaraan. Itulah yang disebut dengan indeks subjek. Selain indeks subjek, ada buku yang menyertakan indeks pengarang, yaitu daftar nama-nama pengarang yang dikutip dalam buku itu.

            Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari daftar indeks tersebut baik indeks subjek maupun indeks pengarang. Anda dapat memanfaatkan indeks subjek untuk mendapatkan keterangan suatu istilah, subjek pembicaraan, atau topik tertentu. Jika Anda ingin mengetahui pendapat seorang pengarang, Anda dapat memanfaatkan indeks pengarang. Perhatikan contoh berikut!

Contoh indeks:
Alisyahbana, Sutan Takdir, 15-16
Artikel, cara membaca, 61-62
Browsing, 85, 89

Contoh naskah yang dirujuk indeks:
            Siapa yang tidak kenal Sutan Takdir Alisyahbana? Sejak berpuluh-puluh tahun murid SMP dan SMA diajarkan bahwa Tandir itu Pelipor Angkatan Pujangga baru bersama-sama Amir Hamzah dan Armijn Pane.
Amir Hamzah …

Halaman 15

kebahasaan

MENGENAL PARAGRAF ARGUMENTASI
Oleh: Imron Rosidi



            Untuk menyusun paragraf argumentasi, tentu saja Anda perlu mengetahui tentang karakteristik paragraf argumentasi. Dengan pengetahuan itu, diharapkan Anda tidak melenceng di dalam menyusun paragraf argumentasi. Untuk itu, sebelum berlatih menyusun paragraf argumentasi, perhatikanlah paparan berikut ini!
            Argumentasi berasal dari bahasa latin argumentatio yang berarti ‘pembuktian’. Wujudnya berupa seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti yang mendukung kalimat lain. Sebuah paragraf digolongkan sebagai paragraf argumentasi bila bertolak dari adanya masalah yang biasanya bersifat kontroversial. Dalam kaitannya dengan masalah tersebut, dijelaskan alasan-alasan yang logis, fakta-fakta, hasil penelitian dan pengamatan, bahkan angka-angka, diagram serta grafik-grafik untuk meyakinkannya.
            Kekuatan argumen juga terletak pada kemampuan penulis dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung (bukti), dan pembenaran. Pernyatan mengacu pada posisi dalam masalah yang masih kontroversial. Alasan mengacu pada usaha untuk mempertahankan pernyataan dengan memberikan alasan-alasan atau bukti yang sesuai. Pembenaran mengacu pada usaha dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dengan alasan.
            Ada dua macam cara mengembangkan ide dalam paragraf argumentasi, yaitu induktif dan deduktif. Mengembangkan paragraf argumentasi secara induktif dilakukan dengan cara menyusun ide-ide khusus kemudian diikuti dengan ide yang umum. Ide-ide khusus ditampilkan pada bagian awal paragraf dan kemudian disimpulkan dengan ide yang lebih umum. Ide yang lebih umum itu biasanya berupa kalimat simpulan dan diikuti oleh suatu pernyataan pembenaran.
            Sebaliknya, Dalam paragraf deduktif, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat disusun dari ide yang bersifat umum dan diikuti dengan ide yang bersifat lebih khusus. Penataan ini, dapat diwujudkan dengan menampilkan kalimat topik (yang berupa pernyataan) lebih dahulu pada awal paragraf, kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelas. Kalimat penjelas, dapat berupa bukti yang dapat menentukan kebenaran suatu prinsip (pernyataan umum).

kesusastraan

MENGIDENTIFIKASI UNSUR KARYA SASTRA MELAYU KLASIK
Oleh: Imron Rosidi


            Mengapresiasi suatu karya sastra pada hakikatnya adalah menghargai, memahami, dan menghayati karya sastra. Untuk dapat berbuat demikian, kita harus tahu dulu unsur apa saja yang terkandung dan membangun suatu karya. Tanpa mengetahui unsur yang membentuknya tidak mungkin kita dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadapnya. Dalam bagian ini, kalian akan berlatih mengidentifikasi unsur karya sastra Melayu Klasik.
            Unsur intrinsik karya sastra Melayu Klasik, tidak jauh berbeda dengan unsur instrinsik karya sastra jenis prosa lainnya. Unsur instrinsik tersebut antara lain: tema, plot atau alur, penokohan, latar, dan amanat. Untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik naskah di atas, bacalah uraian di bawah ini dan jawablah pertanyaan yang menyertainya!

Tema
            Tema adalah pikiran pokok yang mendasari suatu cerita. Tema tersebut kemudian dikembangkan menjadi jalinan cerita yang disampaikan melalui tokoh, setting, dan suasananya. Untuk mengetahui tema, ketika membaca karya sastra Anda dapat bertanya “Masalah apakah yang dibahas dalam cerita di atas?” Jawaban dari pertanyaan itu adalah tema. Menurut Anda, manakah tema-tema berikut yang paling sesuai untuk cerita di atas?
1. Nasehat orang tua, jika tidak diikuti akan membuahkan celaka.
2. Anak Bayan yang tidak menuruti nasehat orang tuanya.
3. Kisah anak Bayan yang mendapat celaka karena tidak menghiraukan nasehat orang     tuanya.
4. Kisah Bayan yang bercerita tentang anak kera yang mati terbunuh karena tidak     menghiraukan nasehat orang tuanya.
5. Orang tua akan selalu membela anaknya jika anak tersebut mendapat bahaya

Plot
            Plot atau alur adalah jalan cerita yang berupa peristiwa peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Secara tradisional, Ada lima tahapan alur, yaitu: (1) perkenalan (pengarang mengenalkan cerita, tokoh-tokoh dan wataknya, dan setting yang mendasari cerita itu), (2) pertikaian (pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami tokoh baik dengan tokoh lain maupun dengan lingkungannya.), (3) perumitan (pertikaian mulai memuncak), (4) klimaks (pertikaian mencapai puncak), (5) peleraian (penyelesaian pertikaian dengan berbagai cara).
            Ada beberapa jenis alur, yaitu: (1) Alur rapat dan alur renggang. Alur rapat adalah alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya. Alur renggang sebaliknya. (2) Alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal adalah alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita saja, biasanya terjadi pada cerpen. Sebaliknya, alur ganda adalah alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari satu, biasanya ada pada novel. (3) Alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah dan alur terbuka yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sebaliknya, alur mundur adalah alur yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa akhir kemudian kembali ke peristiwa pertama, kedua, dan seterusnya sampai kembali ke peristiwa yang terakhir tadi.
            Setelah Anda mamahami alur dan jenis-jenisnya, bentuklah kelompok dan jawablah pertanyaan berikut!

1. Bagaimanakah cerita itu dimulai?
2. Pada bagian mana klimaksnya?
3. Identifikasilah jenis alur cerita di atas!
4. Bagaimana cerita itu diakhiri?
5. Tulislah peristiwa-peristiwa yang ada pada cerpen itu, kemudian tentukan tahapan alur     masing-masing peristiwa itu!
6. masing-masing peristiwa itu!


Penokohan
            Penokohan berkenaan dengan cara pengarang menampilkan watak tokoh-tokohnya dan bagaimana watak masing-masing tokoh tersebut. Ada beberapa cara yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh-tokohnya yaitu, dengan cara menjelaskan karakter tokoh secara eksplisit, menampilkan dialog dengan tokoh lain, melukiskan tempat atau lingkungan tokoh, memberi penjelasan melalui tokoh lain, dan melukiskan tingkah laku, cara berpakaian, dan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian. Untuk mengecek pemahamanmu, tetaplah bersama kelompok Anda untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Siapa sajakah tokoh dalam penggalan cerita di atas?
2. Bagaimana watak mereka?
3. Apakah eatak tersebut mendukung tema cerita?
4. Siapakah yang menjadi tokoh utama?
5. Dengan cara apa saja pengarang melukiskan watak tokoh-tokohnya?


Latar
            Latar adalah gambaran tempat, waktu, dan segala situasi di tempat terjadinya peristiwa. Unsur waktu dapat dibedakan menjadi waktu kini, masa lalu, masa depan, dan waktu tak tentu. Unsur tempat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat yang dikenal, tempat yang tidak dikenal, dan tempat khayalan. Unsur suasana juga mempunyai tiga kemungkinan, yaitu suasana alamiah, suasana sosio kultural, dan suasana batiniah. Suasana alamiah adalah suasana yang berhubungan dengan alam, misalnya suasana desa, kota, dan lain-lain. Suasana sosiokultural adalah suasana yang berkaitan dengan tatacara hidup, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. Suasana batiniah adalah suasana sebagai akibat pengaruh interaksi aantar tokoh, atau antar tokoh dengan lingkungannya.

            Lanjutkan diskusi Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Kapan cerita di atas terjadi?
2. Mungkinkah cerita itu terjadi saat ini? Jelaskan.
3. Suasana apa yang sesuai untuk mendukung cerita di atas?
4. Sesuaikah waktu, tempat, situasi, dan suasana cerita di atas dengan tema dan tokoh-     tokoh ceritanya? Berikan penjelasan!

Amanah
            Amanah adalah pesan moral yang ada pada sebuah cerita. Ketika membaca sebuah cerita. Amanah disampaikan melalui tema, jalinan cerita, peristiwa, dan tokoh-tokohnya. Amanah tidak disampaikan secara eksplisit. Pembaca sendirilah yang menyimpulkannya. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut agar Anda dapat menemukan amanat pada cerita di atas!
1. Setujukah Anda terhadap nasehat orang tua Bayan?
2. Jika Anda menjadi Bayan, apakah Anda akan menuruti nasehat orang tua Anda tersebut?
3. Setujukah Anda dengan sikap orang tua Cerpelai? Jelaskan!
4. Menurut Anda, siapakah yang salah, si kera atau orang tua anak sahabat kera yang     membunuhnya? Jelaskan!
5. Amanat-amanat apakah yang dapat Anda ambil dari cerita di atas?
            Setelah membaca cerita tersebut, amanah apa yang dapat Anda ambil ?
            Setelah diskusi kelompok Anda selesai, diskusikan dengan kelompok lain!

2. Mengidentifikasi Karakteristik Karya Sastra Melayu Klasik
            Berdasarkan uraian dan pengamatan terhadap teks Hikayat Indera Bangsawan, Anda tentu mengetahui karakteristik sastra Melayu Klasik.
Lakukanlah kegiatan berikut!
(1) Berilah tanda √ untuk pernyataan yang menunjukkan karakteristik sastra Melayu       Klasik!

( ) Dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab.
( ) Diketahui siapa pengarangnya.
( ) Dipengaruhi kesusastraan barat.
( ) Menggunakan bahasa Melayu.
( ) Roman termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Istana sentris
( ) Ada ketika masyarakat belum mengenal tulisan.
( ) Hikayat, dongeng termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya).
( ) Selalu berakhir dengan kebahagiaan tokoh utama.
( ) cerita selalu berkisar tentang baik dan buruk.


(2) Carilah karakteristik sastra Melayu Klasik yang lain!
(3) Susunlah pernyataan-pernyataan yang merupakan karakteristik sastra Melayu Klasik       dan hasil kegiatan nomor 2!

Kegiatan Di Chicago


Suasana pembelajaran TK di Chicago


Imron bersama peserta pertukaran lainnya


Imron menyerahkan plakat dr Pemkot Pasuruan ke keduataan


keterampilan berbahasa

MENGENAL TEKNIK MEMBACA

Oleh: Imron Rosidi


            Berbagai informasi di era global saat ini semakin mudah diterima dan semakin gencar masuk ke negara kita. Hal ini disebabkan semakin bervariasi dan canggihnya media informasi, baik media informasi berupa media cetak maupun media elektronik. Hasil-hasil penelitian serta kemajuan ilmu dan teknologi begitu cepat dipublikasikan dan disebarkan melalui jurnal-jurnal maupun dalam bentuk tulisan lainnya. Satu judul buku tentang suatu masalah yang menjadi perhatian kita belum sampai separuhnya dibaca telah disusul judul buku baru. Untuk itu diperlukan teknik membaca yang efektif, seperti yang tampak di bawah ini.

SQ3R
            Metode SQ3R menggambarkan langkah-langkah membaca buku yang dimulai dari kegiatan:
S  SURVEY
            Survey (melihat selintas), maksudnya melakukan pengamatan awal secara sekilas mengenai identitas buku dan gambaran umum isinya. Survey merupakan langkah pertama sebelum membaca buku secara teliti.
Q  QUESTION
            Question (bertanya), maksudnya bertanya dalam hati mengenai isi buku itu dan bertanya kepada diri sendiri tentang informasi apa yang dibutuhkan dari buku itu. Pertanyaan itu gunanya untuk membimbing pembaca pada apa yang diperlukannya.
R  READ
            Read (membaca), maksudnya setelah menyusun pertanyaan kunci, barulah seseorang membaca secara teliti buku itu.
R  RECITE
            Recite atau Recall (mengendapkan dan mengingat kembali) maksudnya, setelah membaca secara teliti suatu bab atau bagian dari buku, seseorang harus berhenti sejenak untuk mengendapkan apa yang dibacanya atau mengingat kembali.
R  REVIEW
            Review (melihat ulang) maksudnya, kalian harus menelusuri kembali hal-hal penting yang sudah dibaca, sebelum mengakhiri kegiatan membaca.
            Secara lebih detail, metode ini akan dilatihkan di bagian selanjutnya.


POINT
            Metode POINT menggambarkan langkah-langkah membaca buku yang dimulai dari kegiatan:
P  PURPOSE
            Purpose (tujuan), maksudnya pada langkah awal, pembaca harus menentukan tujuan membacanya. Untuk apa kalian membaca buku itu? Informasi apa yang kalian inginkan? Perlukah membaca seluruhnya? Berdasarkan tujuan itu, pada bagian mana dari buku itu yang perlu kalian tekankan?
O  OVERVIEW
            Overview (melihat sekilas), maksudnya melakukan peninjauan awal secara sekilas mengenai keseluruhan buku, untuk melihat garis besar isinya dan memutuskan apakah kalian perlu membaca buku itu lebih lanjut atau tidak.
I  INTERPRET
            Interpret (menafsirkan), maksudnya setelah melakukan tinjauan sekilas dan memutuskan untuk membaca buku itu, lalu bacalah buku itu. Interpretasikan maknanya.
N  NOTE
            Note (mencatat), maksudnya setelah membaca secara teliti dan mengerti maknanya, buatlah catatan-catatan penting untuk diingat selamanya.
T  TEST
            Test (menguji), maksudnya pada tahap akhir kalian harus menguji diri sendiri mengenai apa-apa yang sudah dibaca. Cukup paham dan mengertikah kalian pada apa yang digambarkan dalam buku itu?


PQRST
            Metode PQRST menggambarkan langkah-langkah membaca buku yang dimulai dari kegiatan:
P  PREVIEW
            Preview (melihat sekilas), maksudnya melakukan pengamatan awal secara sekilas mengenai identitas buku dan gambaran isi secara. Preview merupakan langkah pertama sebelum membaca buku secara teliti, untuk memastikan bahwa kalian perlu membaca buku itu atau tidak, perlu membeli buku itu atau tidak, atau informasi yang kalian perlukan ada atau tidak dalam buku itu. Langkah preview sama dengan survey.
Q  QUESTION
            Question (bertanya), maksudnya menyusun pertanyaan dalam hati mengenai isi
buku itu dan bertanya kepada diri sendiri tentang informasi apa yang dibutuhkan dari buku itu. Pertanyaan itu gunanya untuk membimbing pembaca pada apa yang diperlu-kannya.
R  READ
            Read (membaca), maksudnya setelah menyusun pertanyaan kunci, barulah seseorang membaca secara teliti buku itu.
S  SUMMARIZE
            Summarize (meringkas), maksudnya setelah membaca secara teliti satu bab, seseorang harus berhenti sejenak untuk membuat ringkasan atau catatan-catatan penting mengenai apa yang baru dibacanya.
T  TEST
            Test (menguji), maksudnya pada tahap akhir ini kalian harus menguji diri sendiri mengenai apa-apa yang sudah dibaca. Apa saja yang dibahas dalam bagian tadi? Informasi penting apa yang harus diingat? Cukup paham dan mengertikah kalian pada apa yang digambarkan dalam bab itu?

puisi


AKU DUDUK DI SUBWAY CHICAGO
Oleh: Imron Rosidi


Subway Chicago
Berjalan kencang melewati setiap stasiun
Berbunyi suara penunjuk arah
Setiap orang yang ingin berlalu


Aku terasa asing di subway ini
Yang biasa aku kenal sebagai kereta api
Yang biasa orang bergerombol berebut tempat duduk
Meskipun nomor sudah tertempet di punggungnya
Karena tiket bukan yang utama
Asal saku menggelembung di baju kebesaranmu

Aku terasa asing di subway ini
Kedatangan dan kepergianmu selalu tertib setiap detik
Tidak berlaku untuk kereta apiku
Berlebihan waktu itu sudah menyatu

Aku terasa asing di subway ini
Karena aku mulai tak mengerti
Mengapa keretaku harus berbeda denganmu

Menuju HI
di Illonois

kebahasaan

MENGENAL KARANGAN NARASI
Oleh: Imron Rosidi


            Adik-adik, mungkin di antara kalian ada yang kurang memahami karangan narasi. Istilah narasi berasal dari bahasa Latin, narratio yang berarti cerita. Adapun karangan narasi adalah paparan yang menyajikan rangkaian peristiwa yang disusun secara beruntun, susul-menyusul hingga menjadi serangkaian peristiwa yang menarik.
            Ada beberapa cara untuk mengembangkan paragraf narasi, salah satunya berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa. Paragraf narasi yang dikembangkan berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang dirangkaikan menurut urutan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
            Ada dua jenis narasi, yaitu narasi ekspositoris (cerita nyata) dan narasi sugestif (cerita fiksi). Yang termasuk narasi ekspositoris antara lain: biografi (riwayat hidup orang lain), otobiografi (riwayat hidup diri sendiri, sejarah, sedangkan narasi sugestif misalnya cerpen, novel, dan legenda.

Perhatikanlah paragraf berikut!
Paragraf 1:
            Sebelum permainan dimulai, Syeh membacakan doa-doa dari Alquran dengan maksud untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari Allah SWT. Kemudian, alat musik yang terdiri atas satu kendang besar, dua buah kendang kecil (tingkit), satu buah terbang besar, serta tiga buah kecrek dimainkan. Setelah itu, barulah para pezikir memulai melantunkan lagu-lagu pujiannya. Awalnya beralun lambat, lama-lama makin cepat.

Paragraf 2:
            Seharian penuh aku menyiapkan diri untuk nonton konser idolaku itu. Pada hari Minggu pagi, pukul 06.00, aku berangkat untuk membeli tiket. Pukul 10.00, aku baru dapat tiket. Aku sampai rumah pukul 12.00. Karena kelelahan, aku langsung tidur dan baru bangun pukul 16.00. Sampai pukul 18.00, aku baru selesai menyiapkan diri. Pukul 18.30, teman-teman datang menjemput. Kami sampai di tempat konser pukul 19.00. Ternyata, penontonnya sudah berdesakan dan kami tidak bisa mendapat tempat di depan.

            Perhatikan kedua paragraf contoh di atas. Kedua paragraf yang berbeda tersebut dikembangkan berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa. Paragraf pertama berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa sebagai berikut: Syeh membaca doa, alat musik dimainkan, pezikir melantunkan lagu-lagu, tempo lambat, tempo cepat.

keterampilan berbahasa

MENYIMAK


A. Pengertian Penyimak
            Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita, 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan (Tarigan; 1991: 4).

B. Tujuan Menyimak
            Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

C. Jenis-Jenis Menyimak
            Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak
            Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
            Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
    Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan,     dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
    Menyimak ekstensif meliputi
    a) Menyimak sosial
    b) Menyimak sekunder
    c) Menyimak estetik
2) Menyimak Intensif
    Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan     ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
    Menyimak intensif meliputi:
    a) Menyimak kritis
    b) Menyimak introgatif
    c) Menyimak penyelidikan
    d) Menyimak kreatif
    e) Menyimak konsentratif
    f) Menyimak selektif
            Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
    a) Menyimak sederhana
    b) Menyimak diskriminatif
    c) Menyimak santai
    d) Menyimak informatif
    e) Menyimak literatur
    f) Menyimak kritis
            Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
    a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
    b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

D. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
1. Unsur Pembicara
    Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan     kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
    Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak/Siswa
    a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
    b. Siswa harus berkonsentrasi
    c. Adanya minat siswa dalam menyimak
    d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
    a. Waktu penyimakan
    b. Saran unsur pendukung
    c. Suasana lingkungan

E. Ciri-Ciri Penyimak Ideal
            Menurut Tarigan, Djago mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut.
1. Berkonsentrasi
    Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
    Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
    Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif
    Artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon

F. Kegiatan Menyimak
1) Proses menyimak komprehensif
    Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
    a) Rangsang bunyi
        Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai         tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
    b) Penerimaan alat peraga
    c) Perhatian dan penyelesaian
    d) Pemberian makna
2) Fungsi comprehensive listening
    Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara     satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.

G. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a) Memori
    Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
    - Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
    - Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila       konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
    - Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi-       informasi yang telah diketahui sebelumnya.
            Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa).
• Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan   memudar / perlahan-lahan hilang
• Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat   dibedakan, yang telah disimpan di ingatan
• Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional   (melukai)
• Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan   bercampur dengan informasi yang baru didapat
• Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-   bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda   (sistem coding ambigu)


Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual

            Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.

b) Konsentrasi
            Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja.

            Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dan kesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1) Pencakupan/pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan     penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi/     rangsang dari luar
2) Kesadaran diri
3) Kesadaran berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
            Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab

c) Pembendaharaan kata
            Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun, kosa kata
    fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening     vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari     kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya     dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
    Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata     kosa kata sebesar 20.00 kata.

            Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar     yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya     adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata     keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari     konteks-konteksnya.
            Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi,.
Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.

d) Faktor-faktor tambahan
1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
2) Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam     penelitian
3) Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
            Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak komprehensif yaitu usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan cultural