Kebahasaan

HAKIKAT WACANA
Oleh: Imron Rosidi


           Ketika kita membahas pragmatik, kita telah mengenal pertanyan-pertanyaan tentang penafsiran wacana yang dikehendaki oleh penutur. Hal-hal yang dikaji dalam pragmatik diperlukan juga dalam analisis wacana. Analisis wacana (discourse analysis) membahas bagaimana pemakai bahasa mencerna apa yang ditulis oleh para penulis dalam buku-buku teks, memahami apa yang disampaikan mitra tutur secara lisan dalam percakapan, dan mengenal wacana yang koheren dan yang tidak koheren.
           Wacana merupakan salah satu kata yang dipakai untuk mengkaji berbagai disiplin ilmu, seperti bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, budaya dan sebagainya. Di satu sisi, ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang terbesar dari kalimat. Di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa wacana sebagai pembicaraan atau diskursus, atau wacana sebagai praktik sosial. Untuk memahami lebih memdalam apa itu wacana diperlukan beberapa konsep tentang hal tersebut. Di samping itu, disajikan juga syarat-syarat, jenis, dan fungsi wacana. Selanjutnya, dibahas pula tentang beberapa paradigma wacana dan model analisis wacana dari berbagai pandangan.

2. Definisi Wacana
           Definisi wacana klasik yang diturunkan dari asumsi kaum formalis (dalam istilah Hyme “Struktural”) adalah bahwa wacana merupakan “bahasa di atas kalimat atau klausa” (Stubbs, 1983). Mey mengatakan bahwa wacana adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Istilah wacana mengacu ke rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulis (Samsuri, 1987/1988:1). Wacana memperlakukan kaidah-kaidah tata bahasa sebagai suatu sumberdaya yang menyesuaikan dengan kaidah-kaidah itu ketika memang diperlakukan.
           Dijk (1985:4) mengamati “uraian-uraian struktural mengkarakterisasi wacana pada sejumlah tingkatan atau dimensi analisis dan dalam berbagai macam satuan, kategori, pola skematis atau relasi.” Di samping keberagaman pendekatan struktural yang dikemukakan oleh Van Dijk, juga ada inti yang umum. Analisis-analisis struktural difokuskan pada berbagai macam satuan yang berbeda berfungsi dalam kaitannya satu sama lain (sebuah fokus yang secara umum sama dengan strukturalisme, tetapi mengabaikan relasi-relasi fungsional dengan konteks (wacana merupakan bagian di dalamnya). Karena secara tepat hubungan ini (antara wacana dan konteks yang wacana merupakan bagian di dalamnya) yang mengkarakterisasi analisis fungsional, agaknya terasa bahwa kedua pendekatan memiliki sedikit persamaan.
           Wacana kadang kala diartikan sebagai sebuah individualisasi sekelompok pernyataan dan kadang kala diartikan sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan (Foucoult, 1972). Pandangan lain mengenai wacana seperti yang dikemukakan Roger Fowler (1977) yang menyatakan bahwa wacana adalah komunikasi tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.

Komentar :

ada 3 komentar ke “Kebahasaan”
Anonim mengatakan...
pada hari 

dari membaca uraian bapak di atas, saya semakin tahu perihal wacana yang selama ini menurut hemat saya merupakan suatu pengetahuan umum yang dapat kita tukar dalam taraf lisan maupun tulis.
septaria yusnaeni
PBSI
2008/A

Anonim mengatakan...
pada hari 

terimakasih pak,,,,,kebetulan lagi bikin makalah buat presentasi, judulnya analisis wacana dan komunikasi.....

Agen obat tradisional mengatakan...
pada hari 

terima kasih gan ...saya jadi ngerti nich...

Posting Komentar