kajian bahasa

BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Oleh: Imron Rosidi


            Bahasa merupakan alat komunikasi. Dengan bahasa kita dapat menjalin hubungan dengan orang lain, baik melalui komunikasi lisan maupun tulis. Komunikasi lisan dapat dilakukan melalui forum dialog, wawancara, berbincang santai, telepon, dan sebagainya, sedangkan komunikasi tulis dapat melalui surat, SMS, chatting, dan sebagainya.
            Ketika kita berkomunikasi perlu diperhatikan kaidah-kaidah berbahasa, baik yang berkaitan kebenaran kaidah tatabahasa yang digunakan maupun kebenaran kaidah pemakaian bahasa sesuai dengan konteks situasi, kondisi, dan sosiobudayanya. Pada saat kita berbahasa, kita perlu memperhatikan faktor-faktor yang menentukan bentuk-bentuk bahasa yang kita gunakan. Pada saat menulis misalnya, kata selalu memperhatikan siapa pembaca tulisan kita, apa yang kita tulis, apa tujuan tulisan itu, dan di media apa kita menulis. Hal yang perlu mendapat perhatian tersebut merupakan faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu berkomunikasi meliputi: partisipan, topik, latar, tujuan, dan saluran (lisan atau tulis).
            Partisipan berupa P1 yaitu pembicara/penulis dan P2 yaitu pembaca atau pendengar. Agar pesan yang disampaikan dapat terkomunikasikan dengan baik, pembicara/penulis perlu (a) mengetahui latar belakang pembaca/pendengar, dan (b) memperhatikan hubungan antara pembicara/penulis dengan pendengar/ pembaca. Hal itu perlu diketahui agar pilihan bentuk bahasa yang digunakan tepat, di samping agar pesannya dapat tersampaikan, juga agar tidak menyinggung perasaan, menyepelekan, merendahkan, dan sejenisnya.
Topik tutur berkenaan dengan masalah apa yang disampaikan penutur ke penanggap tuturan. Penyampaian topik tutur dapat dilakukan secara: (a) naratif (peristiwa, perbuatan, cerita), (b) deskriptif (hal-hal faktual: keadaan, tempat, barang, dsb.), (c) ekspositonis, (d) argumentatif dan persuasif.
            Latar tutur dibedakan menjadi dua, yaitu latar tempat dan latar peristiwa kultural. Latar tempat merujuk pada tempat terjadinya peritiwa tutur (misalnya rumah, tempat belanja, terininal, dsb.), sedangkan latar peristiwa kultural mengacu pada peristiwa kultural yang mewadahi penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, peristiwa kematian, tasyakuran, perkawinan, diskusi, rapat, dsb.)
            Tujuan tutur merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh partisipan tutur. Penutur mungkin memiliki tujuan memujim memberi selamat, meminta, melaporkan, menyapa, menyanjung, meyakinkan, dsb.
            Saluran tutur dapat berupa lisan atau tulis dan secara langsung maupun tidak langsung. Saluran langsung ini misalnya percakapan dua orang/lebih, sedangkan saluran tidak langsung ini menggunakan media lain, misalnya teleyisi, radio, surat kabar, surat, dsb. Bahasa digunakan tentunya berbeda jika saluran yang digunakan adalah lisan melalui telepon apalagi kalau medianya berupa tulisan.
            Kelima komponen di atas secara bersama-sama menentukan pilihan (bentuk-bentuk) bahasa yang digunakan dalam komunikasi, yakni ragam bahasa yang digunakan. Ragam bahasa ini merujuk pada tingkat keformalan situasi berbahasa yang berkaitan dengan tingkat ketaatan penggunaan kaidah berbahasa. Akan tetapi, dalam kenyataannya, bisa jadi salah satu faktor saja yang menonjol dan yang sangat mempengaruhi ragam tutur yang digunakan. Dengan demikian kita tidak dapat menggunakan satu ragam bahasa saja untuk semua peristiwa berbahasa. Sebagai contoh, kita tidak bisa terus-menerus menggunakan bahasa Indonesia tidak resmi saja atau resmi saja, baik di sekolah, di pasar, maupun di forum seminar dan rapat. Pada peristiwa berbahasa tersebut, idealnya kita mengunakan bahasa tidak resmi pada saat di rumah dan di pasar dan menggunakan bahasa Indonesia resmi pada saat di forum seminar dan rapat.
            Bertitik tolak dari uraian faktor-faktor penentu berkomunikasi di atas dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia itu beragam perwujudannya. Bahasa Indonesia keilmuan merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Ciri penanda bahasa Indonesia keilmuan yang menonjol adalah materi yang dibicarakan bersifat ilmiah, situasi penyampaiannya resmi. Oleh karena itu, unsur-unsur kebahasaan yang digunakan baku.

Komentar :

ada 2 komentar ke “kajian bahasa”
Anonim mengatakan...
pada hari 

menurut saya dalam berkomunikasi memang harus memperhatikan dari kelima faktor tersebut, harus terpenuhi semua karena tanpa kelima faktor tersebut otomatis tujuan yang kita inginkan tidak akan tecapai sehingga komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.kadang kala dalam berkomunikasi apa yang kita sampaikan pendengar tidak bisa merespon apa yang di maksud oleh penutur.

Anonim mengatakan...
pada hari 

menurut saya dalam berkomunikasi memang harus memperhatikan dari kelima faktor tersebut,harus terpenuhi semua karena tanpa kelima faktor tersebut otomatis tujuan yang kita inginkan tidak akan tercapai sehingga komunikasi tidak akan berjalan dangan baik.kadang kala dalam berkomunikasi apa yang kita sampaikan pendengar tidak bisa merespon apa apa yang dimaksud oleh penutur.
LUTFIA/0720717190
2006 A
PBSI

Posting Komentar