Kebahasaan

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH
Oleh: Imron Rosidi


             Penulisan karya tulis ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan tepat dengan gaya bahasa yang formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, paragraf yang kohesif dan koheren, serta kalimat yang tidak berbelit-belit, logis, formal, dan tidak ambigu.
             Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Penggunaan frasa sangat tepat, dapat dipastikan bahwa, paling benar dibanding dengan penelitian lain terkesan emosi. Siswa peneliti harus sedapat mungkin menghindari penggunaan kata-kata saya atau kami, jika terpaksa dapat menggunakan kata penulis atau peneliti.

Tidak Logis
Responden yang sudah selesai mengisi angket selanjutnya dikumpulkan untuk dianalisis.

Logis
Data yang dihasilkan dari responden selanjutnya dikumpulkan untuk dianalisis.

Tidak Formal                  Formal
bilang                               berkata
onderdil                            suku cadang
nggak ada                         tidak ada
merubah                           mengubah
diketemukan                      ditemukan
membikin                          membuat

Berbelit-belit
Sudah banyak sekali percobaan yang telah peneliti lakukan bersama kelompok agar supaya mendapatkan hasil yang benar-benar valid.

Ringkas dan Padat
Beberapa percobaan telah peneliti lakukan untuk mendapatkan hasil

Kekurangtepatan dalam Bahasa Karya Tulis Siswa
             Penulisan dan penggunaan tanda baca, kata, dan huruf harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Sering terjadi siswa peneliti kurang memahami pedoman tersebut sehingga dalam karya tulisnya banyak ditemukan berbagai bentuk kesalahan. Penggunaan dan penulisan tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda hubung, serta penulisan kata depan, kata gabung, dan sebagainya kurang tepat penggunaannya Selain itu, penggunaan konjungsi dan kalimat yang kurang benar sering dilakukan oleh siswa peneliti, baik disadari ataupun tidak. Hal ini penulis temukan pada karya tulis siswa peneliti ketika mengikuti lomba karya tulis, baik tingkat regional maupun nasional.

Kesalahan Penggunaan dan Penulisan Tanda Baca
             Siswa sering melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma (,) dalam karya tulisnya. Di dalam EYD disebutkan bahwa tanda koma (,) digunakan untuk: 1) rincian, 2) memisahkan kalimat setara, 3) memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, 4) setelah konjungsi antarkalimat, 5) petikan langsung, 6) memisahkan nama dengan alamat, 7) memisahkan nama dengan gelar akademik, 8) mengapit aposisi, dan 9) di muka angka persepuluhan. Siswa peneliti juga sering melakukan kesalahaan dalam menggunakan tanda titik dua (:).
             Selain itu, dalam karya tulis siswa juga tidak jarang ditemukan kekurangtepatan pengetikan ataupun penulisan tanda baca. Pengetikan tanda baca rapat dengan kata yang diikuti, tidak perlu spasi. Spasi digunakan setelah tanda baca dituliskan. Perhatikan contoh berikut!
             SALAH
             Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu para peternak ayam dalam memasarkan telor yang dihasilkan , sehingga dapat memperlancar usahanya.
             BENAR
             Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu para peternak ayam dalam memasarkan telor yang dihasilkan sehingga dapat memperlancar usahanya.

             Dalam kalimat di atas ditemukan dua kesalahan, yaitu kesalahan penggunaan dan penulisan tanda koma. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang tidak mendahului induk kalimat. Penulisan tanda koma harus rapat dengan kata yang dilekati.

Penggunaan Konjungsi
             Penggunaan konjungsi sehingga serta dan sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Hanya saja, siswa belum memahami secara benar bahwa sehingga serta dan merupakan konjungsi antarklausa, bukan konjungsi antarkalimat. Tidak jarang ditemukan konjungsi sedangkan berada di awal kalimat, begitu juga dengan konjungsi dan. Hal tersebut yang membuat ketidakbakuan kalimat pada karya tulis siswa.
             Selain itu, penggunaan konjungsi di mana, yang mana juga sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Dalam bahasa Indonesia, kata di mana dan yang mana bukanlah konjungsi, tetapi kata tanya.
Perhatikan contoh dalam tabel di bawah ini!
SALAH
Data penelitian ini berupa angka-angka hasil pengukuran suhu udara. Dan instrumen yang digunakan adalah termometer di mana termometer tersebut dimasukkan kedalam mesin tetas.
BENAR
Data penelitian ini berupa angka-angka hasil pengukuran suhu udara dan instrumen yang digunakan adalah termometer. Termometer tersebut dimasukkan ke dalam mesin tetas.

☼ Penyusunan Kalimat
             Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kalimat dalam karya ilmiah harus logis, sesuai dengan kaidah penulisan dan penyusunan kalimat, tidak berbelit-belit, dan tidak ambigu. Kalimat yang terlalu panjang dengan menggunakan berbagai jenis konjungsi justru dapat membingungkan pembaca dalam memahami maksud kalimat. Begitu juga kalimat yang tidak jelas unsur-unsur pembentuknya, misalnya subjeknya tidak jelas juga dapat membingungkan pembaca. Selain itu, kalimat dalam karya ilmiah haruslah logis agar tampak keilmiahannya.
             Dari segi kaidah, kalimat yang tidak logis bisa saja benar. Kalimat tersebut sudah memenuhi unsur minimal kalimat, yaitu unsur subjek dan predikat. Hanya saja, makna kalimat tersebut tidak logis karena kesalahan pilihan katanya, seperti tampak pada contoh berikut.
1) Karya tulis saya berhasil dikalahkan oleh karya tulis dari sekolah lainnya.
2) Penelitian ini membutuhkan waktu yang relatif panjang.
             Kedua kalimat di atas kurang tepat karena tidak logis. Penggunaan kata berhasil pada kalimat (1) tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kekalahan bukanlah sebuah keberhasilan. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi “Karya tulis ini berhasil menyisihkan karya tulis dari sekolah lain.” Begitu juga pada kalimat (2) ditemukan kesalahan penggunaan kata membutuhkan yang menyebabkan ketidaklogisan kalimat tersebut. Yang membutuhkan waktu sebenarnya peneliti, bukan penelitian. Kalimat tersebut dapat dipasifkan menjadi “Dalam penelitian ini dibutuhkan waktu yang relatif panjang.” Kesalahan kalimat pada karya tulis siswa juga dapat dilihat padaa contoh berikut.
             SALAH
             Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan kelompok eksperimen yang dikandangkan sedangkan kelompok kontrol yang dibiarkan bebas.
             BENAR
             Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan kelompok eksperimen ayam yang dikandangkan sedangkan kelompok kontrol ayam yang dibiarkan bebas.
             Kalimat di atas tidak jelas maknanya karena ada unsur yang hilang. Tidak jelas siapa kelompok kontrolnya dan siapa keompok eksperimennya. Untuk itu, agar kalimat tersebut mejadi benar perlu dilengkapi dengan kata ayam.

Komentar :

ada 2 komentar ke “Kebahasaan”
Anonim mengatakan...
pada hari 

bahasa karya tulis memang dibutuhkan untuk menunjang karya tulis itu sendiri. TErima kasih pak atas wawasannya. rokhmahainur@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...
pada hari 

m amma yasifun/mhsw S1 bhs indonesia klas lekok:
pak saya pernah membaca sebuah karya tulis ilmiah di bidang kesehatan, menurut saya penulis tidak menegetahui tata cara penulisan karya tulis yang benar, jadi terkesan karya tulis itu asal jadi sebagai syarat kelulusan.

Posting Komentar