keterampilan berbahasa

MENULIS BERITA
Oleh: Imron Rosidi



            Tidak semua kejadian atau peristiwa bisa ditulis dalam sebuah berita. Hanya kejadian atau peristiwa tertentu saja yang patut ditulis. Kalau ada santri pandai mengaji, itu bukan berita, akan tetapi kalau ada santri yang sukses berbisnis, itu baru berita dan menarik untuk ditulis.
            Saat itu saya memberi tugas staf redaksi majalah sekolah untuk menulis sebuah berita. Pada umumnya, beberapa staf redaksi telah menuliskan sebuah berita dengan benar, terutama dari segi bentuk. Akan tetapi, saya sempat membaca berulang-ulang sebuah berita dengan judul Ujian Nasional dan Kendalanya. Tulisan itu tidak seperti sebuah berita. Tulisan itu lebih cocok apabila disebut sebagai sebuah artikel. Staf redaksi tersebut tampaknya belum memahami ciri khas sebuah tulisan berbentuk berita. Agar tidak terjadi lagi kesalahan tersebut, Anda perlu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan berita.
            Tulisan berbentuk berita sangat menarik apabila dimuat dalam surat kabar, majalah/koran sekolah maupun majalah dinding. Selain dapat melatih kemampuan Anda dalam tulis menulis, Anda juga terlatih untuk menjadi seorang wartawan muda. Kemampuan ini dapat dijadikan bekal apabila Anda berniat untuk melanjutkan studi ke Akademi Kewartawanan atau yang lain. Berita yang dapat ditulis dalam majalah/koran sekolah dan majalah dinding antara lain: kunjungan sastrawan ternama ke sekolah Anda, pembukaan MOS, kegiatan LDKS, lomba basket di sekolah Anda, penyuluhan bahaya narkoba, dan masih banyak lagi.

Pengertian dan Jenis Berita
            Apakah semua kejadian yang kita lihat dapat dijadikan sebuah objek berita? Bolehkah saya melihat seorang ibu rumah tangga yang sedang pergi ke pasar dapat saya tulis dalam sebuah berita? Apakah sebuah berita haruslah hal yang aneh dan tidak biasa terjadi di masyarakat? Untuk dapat menjawab masalah tersebut perlu dipahami terlebih dahulu pengertian berita.
            Berita merupakan tulisan yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan berbagai masalah serta merupakan himpunan berbagai unsur. Berita merupakan sebuah tulisan yang menyajikan sebuah peristiwa/kejadian penting yang menjadi bentuk tulisan utama dalam media massa. Menurut Charles A. Dana dalam Tartono (2005:11) menyebutkan bahwa berita dapat didefinisikan dengan kalimat ”When a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news.” (Apabila seekor anjing menggigit orang bukanlah berita, tetapi apabila orang menggigit seekor anjing itu baru berita). Dari kalimat tersebut dapat ditarik sebuah makna bahwa berita itu hendaknya memuat peristiwa/kejadian yang benar-benar menarik.
            Dengan demikian tidak semua peristiwa/kejadian di sekolah atau di sekitar Anda perlu diangkat menjadi sebuah berita. Peristiwa/kejadian yang layak diangkat dalam sebuah berita setidak-tidaknya memenuhi beberapa unsur, yaitu: (1) Importance/siginificance (unsur kepentingan), (2) magnitude (besar kecilnya perhatian masyarakat), (3) emotional building (membangkitkan emosi), (4) Actuality/timeliness (kebaruan), (5) proximity (jauh
dekatnya sumber berita dengan pembaca), (6) prominence (keluarbiasaan), (7) human interest (kemanusiaan), (8) exclusive (kekhasan).
            Unsur Importance/siginificance (kepentingan) berhubungan dengan nama tokoh yang diberitakan. Tokoh tersebut apakah merupakan public figure atau orang biasa sehingga memiliki harga jual tinggi. Apabila yang diberitakan memang seorang tokoh yang terkenal, meskipun berita itu kurang memiliki unsur kebaruan, berita itu akan tetap dicari oeh pembaca.
            Unsur kebaruan merupakan salah satu unsur yang terpenting dan harus mendapatkan perhatian khusus dari para pencari berita. Kebaruan yang dimaksud di sini tidak harus terjadi pada saat itu juga, tetapi bisa saja sudah terjadi dua hari sebelumnya atau lebih, asal tetap menjadi bahan perbincangan masyarakat. Kasus jaksa berprestasi yang tertangkap basah menerima uang milyaran rupiah dari seseorang tetap menarik untuk diberitakan, meskipun telah terjadi beberapa hari yang lalu.
            Unsur-unsur tersebut tidak harus semua menjadi bahan pertimbangan dalam memilih bahan berita. Ada sebuah media yang lebih mengutamakan unsur kemenarikan dan bebas dari unsur seks, misalnya majalah anak-anak, dan ada juga sebuah media yang lebih mengutamakan unsur kebaruan, misalnya surat kabar harian.
            Dalam dunia jurnalistik, berita dapat dibedakan menjadi berita tulisan dan berita foto. Berita tulisan merupakan fakta peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan, baik berupa tulisan menurut abjad maupun angka-angka statistik, serta gambar grafis. Berita tulisan pada umumnya dimuat dalam media cetak, sedangkan berita foto merupakan fakta peristiwa yang pengejawantahannya digambarkan/ divisualkan dalam bentuk foto, baik berupa gambar foto maupun film (Mono, 2001:17).
            Berita dapat pula dibedakan menjadi berita langsung atau straight-news dan berita berat atau dept-news. Berita langsung merupakan berita yang ditulis sesuai dengan fakta yang ada secara singkat; berita berat dan mendalam atau depth news’ merupakan berita yang mendalam dan dikembangkan secara rinci oleh wartawannya sehingga tidak lagi menjadi berita ringan.
            Bush dalam (Mono:2001) membagi berita menjadi directive news, affective news, dan informative news. Directive News adalah berita yang pemaparannya bersifat mempengaruhi pembaca dengan banyak menggungkap hal-hal yang bersifat niaga. Affective New adalah berita yang penulisannya bersifat membangkitkan perasaan gembira, sedih, atau pun marah, sedangkan informative news merupakan berita yang bersifat menginformasikan peristiwa/fakta yang terjadi, tanpa kepentingan sujektif penulis.

Bagaimana Menulis Berita?
            Menulis berita tidak sama dengan menulis surat atau buku harian di dalam kamar yang merupakan uneg-uneg hati. Menulis berita memerlukan kecakapan tersendiri dan harus memperhatikan ciri-ciri bahasa jurnalistik dan hal-hal yang berhubungan dengan tulisan berbentuk berita.
            Menulis berita dapat menggunakan teknik piramida terbalik (inverted pyramid). Susunan berita dengan pola di atas dimaksudkan dengan mengungkapkan fakta yang sangat penting atau intisari terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan fakta yang penting dan diakhiri dengan fakta pendukung yang kurang penting.
            Teknik piramida terbalik mempunyai dua tujuan, yaitu (1) membantu pembaca dalam menemukan inti berita yang dibaca. Dengan cepat menemukan inti berita, pembaca yang tidak banyak mempunyai waktu luang dapat langsung meninggalkan bagian selanjutnya karena bagian itu merupakan penjelas dari bagian inti tersebut. (2) memudahkan pimpinan redaksi majalah/koran sekolah ataupun majalah dinding dalam melakukan penyuntingan, yaitu hanya membuang bagian tengah maupun akhir tulisan dalam bentuk berita.

Bagian-bagian Berita
            Sebuah berita hendaknya memuat beberapa bagian, yaitu judul berita, teras berita, tubuh berita, dan ekor berita. Judul berita berfungsi untuk memberikan informasi sementara kepada pembaca terhadap isi berita. Judul berita hendaknya disusun dengan memperhatikan aspek kemenarikan, kesesuaian dengan isi, singkat, lugas, dan sederhana. Judul berita yang menarik diharapkan dapat menggelitik pembaca untuk membaca isi berita secara utuh.
            Bagian selanjutnya adalah teras berita. Sebagai bagian terpenting dalam sebuah berita, teras berita hendaknya tidak memuat kalimat-kalimat yang bombastis (berlebih-lebihan) yang justru dapat mengaburkan pemahaman pembaca terhadap isi berita sebenarnya. Teras berita hendaknya dapat membantu pembaca dalam memahami inti isi berita secara keseluruhan. Hal ini bisa membantu pembaca yang tidak banyak waktu dalam menyelesaikan pembacaan berita secara utuh.
            Bagian yang paling penting dalam tulisan berbentuk berita hendaknya memiliki empat persyaratan, yaitu (1) merangsang orang untuk membaca, (2) cepat, tepat, dan mengungkapkan fakta terpenting, (3) menyangkut kepentingan umum, dan (4) kepentingan pembaca perlu diperhatikan. Melalui teras berita, seorang pembaca telah mendapatkan jawaban tentang perlu tidaknya sebuah berita dibaca secara tuntas atau tidak.
Tubuh berita merupakan bagian ketiga dalam sebuah berita. Tubuh berita berisi informasi yang berfungsi untuk melengkapi dan menjelaskan hal-hal yang ada dalam teras berita dengan berpedoman pada kata tanya apa dan mana. Dengan demikian, tubuh berita berfungsi untuk menunjang teras berita.
            Ekor berita berupakan bagian terakhir dalam sebuah berita. Ekor berita berisi berbagai informasi tambahan yang berfungsi sebagai kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Dengan membaca ekor berita, seorang pembaca akan memiliki informasi lebih lengkap dari sebelumnya,

Yang Perlu Anda Perhatikan
            Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis berita adalah sebagai berikut.
a. Tulisan berbentuk berita harus dapat memenuhi kebutuhan manusia terhadap informasi     berbagai peristiwa/kejadian di sekitarnya, kesenangan, keingintahuan, ketidakpahaman     terhadap suatu kejadian/ peristiwa dan sebagainya.
b. Berita yang ditulis dalam majalah/koran sekolah harus aktual sehingga tidak menjadi     berita yang usang;
c. Penulisan berita harus singkat sehingga berita tidak banyak menghabiskan lembar dalam     majalah/koran sekolah, tetapi kelengkapan informasi yang ada sudah mencukupi;
d. Tulisan berita harus dapat menjawab apa, kapan, siapa, mengapa, bagaimana, dan di     mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat pembaca bertanya-tanya tentang     ketidakjelasan berita;
e. Tulisan berita yang berkelanjutan tentang sesuatu hal, pada bagian akhir berita harus     diungkapkan lagi tentang latar belakang peristiwa itu agar pembaca yang baru     membacanya (mengikutinya) menjadi jelas terhadap berita yang baru dibacanya itu.

Komentar :

ada 1
Anonim mengatakan...
pada hari 

Setelah membaca artikel bapak ini, saya baru sadar bahwa menulis berita bukan hanya peristiwa atau kejadian yang kita anggap fenomenal, tapi justru harus memenuhi syarat-syarat sebuah penulisan berita dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, jadi bukan hanya memberikan sebuah informasi tapi tulisan berita itu juga harus dapat menjawab pertanyaan pembaca sehingga pembaca tidak bertanya-tanya lagi tentang kejelasan sebuah berita. Saya juga mengira bahwa menulis berita itu harus panjang sekali dan lengkap informasinya, justru itu salah dan hanya menhabiskan lembar dalam majalah/koran sekolah. Bolehlah kita menulis berita tersebut lengkap informasinya tetapi harus singkat dan jelas. Terima kasih ya pak atas ilmu yang sudah Bapak berikan kepada kami...
Vidia Nur Rahmawati/0720717437
PBSI
2006/B

Posting Komentar