keterampilan berbahasa

BEBERAPA JENIS KARANGAN RINGKAS
Oleh: imron Rosidi


           Ketika Anda mendapat tugas membuat makalah, tentunya Anda perlu membuat intisari atau abstrak yang diletakkan di awal makalah Anda, sedangkan di bab akhir Anda perlu membuat simpulan. Begitu juga ketika Anda membaca sebuah novel, Anda pasti menemukan sinopsis novel pada sampul novel bagian belakang. Beberapa jenis tulisan ringkas tersebut akan diuraikan pada bagian berikut.

Sinopsis, Abstrak, dan Simpulan
           Sinopsis merupakan ringkasan cerita dengan mengutamakan alur atau plot yang tepat dan menarik dari suatu cerpen, novel, atau drama. Sinopsis dapat pula diartikan sebagai ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan aslinya agar pembaca tertarik untuk membaca isi utuh karangan tersebut. Dengan demikian, penulis sinopsis hendaknya mampu memberikan dorongan kepada pembaca agar tertarik membeli buku yang ada di depannya. Penulis sinopsis hendaknya mampu menggerakkan keinginan pembaca untuk membaca sebuah karangan dengan segala cara agar lebih nikmat dan lebih jelas daripada hanya membaca sinopsisnya.
           Sekalipun sinopsis merupakan bentuk ringkas dari suatu cerita karya sastra (cerpen, novel, drama), sinopsis tidak dimaksudkan untuk kegiatan mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi karya sastra tidak cukup dengan hanya membaca sinopsisnya sebab sinopsis hanya mengungkapkan alur cerita. Pembuatan sinopsis justru merupakan salah satu cara memahami karya tersebut, sedangkan untuk memahami sebuah karya sastra tidak cukup hanya dari satu sisi, misalnya alur cerita.
           Bertolak dari uraian di atas, berikut ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis sinopsis.
a. Alur atau jalan cerita sebaiknya disusun secara kronologis dan tepat, sesuai dengan alur     aslinya;
b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa peringkas yang mengutamakan aspek persuasif;
c. Penulis sinopsis harus dapat memberikan rangsangan kepada pembaca untuk membaca     naskah aslinya atau menyaksikan pertunjukan drama yang disinopsiskan;
d. Penulis sinopsis hendaknya mampu menampilkan hal-hal yang menarik pada karya yang     disinopsiskan.
            Bagaimanakah dengan abstrak? Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk memahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide permasalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap.
            Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mernpunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
            Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam menulis abstrak, yaitu:
a. Abstrak harus dapat menjadi penghubung antara pemikiran pembaca dengan penulis     tentang lingkup materi yang diungkapkan di dalam suatu karangan ilmiah;
b. Abstrak harus dapat mengungkapkan keseluruhan isi materi yang diuraikan secara     lengkap di dalam suatu karangan ilmiah;
c. Abstrak harus dapat menuntun pembaca (mengondisikan pembaca) terhadap uraian     materi secara lengkap;
d. Abstrak merupakan ide pokok suatu uraian sehingga abstrak harus dapat membuat     pembaca tertarik dan tendorong rasa ingin tahunya untuk membaca uraian materi yang     lebih lengkap dari suatu laporan penelitian/artikel ilmiah.
            Pada bagian akhir sebuah makalah terdapat sebuah bab dengan judul kesimpulan atau simpulan. Simpulan adalah bagian ringkas yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberikan penekanan pada ide sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan. Simpulan ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan sebagai inti dari semua uraian yang telah diungkapkan atau dibicarakan serta penyelesaian suatu persoalan sebagai suatu solusi. Simpulan dalam sebuah karya ilmiah disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah.
            Bahasa yang digunakan dalam simpulan harus dapat mewakili pokok-pokok persoalan yang diungkapkan di dalam suatu karangan. Dalam menyusun simpulan, penulis dapat bertolak pada pola penalaran deduksi atau induksi sehingga tampak jelas proses penyelesaian persoalan permasalahan yang terdapat di dalam suatu karangan.
            Berikut ini beberapa hal yang harus mendapat perhatian di dalam menyusun suatu simpulan.
a. Simpulan  merupakan  inti  suatu  uraian  atau pembicaraan yang mengarah pada     penyelesaian suatu persoalan yang diungkapkan di dalam suatu bahasan atau karangan;
b. Simpulan harus dapat menjiwai bagian uraian yang panjang secara keseluruhan sehingga     pembaca tidak perlu membaca atau mengingat kembali inti persoalannya;
c. Simpulan harus dapat menuntun pembaca dalam memahami kembali ide sentral dari     suatu karangan atau bahasan yang kemudian dihubungkan dengan penyelesaiannya     sebagai suatu solusi.

Contoh Sinopsis
TAMBO, SEBUAH PERTEMUAN
(Novel Karya Gus tf Sakai, 2000)

            Bila Tambo biasa kita pahami sebagai dunia lampau dan kita sepenuhnya hidup dalam dunia lampau itu, tak demikian dengan Tambo Gus tf. Kita mondar-mandir antara dunia kini dan lampau. Kita hidup dalam dialog antara dunia kini dan lampau. Dunia kini yang dunia nyata dan dunia lampau yang dunia impian.
            Kita tidak perlu heran bila dunia lampau dalam novel ini diidealisir sehingga Gus ingin membawa kita menghidupkan kembali dunia lampau. Orang tak akan kaget dengan permainan khayal dan realitias dalam Tambo karena dalam sejarah kita, hal itu telah dimulai oelh Belenggu Armijn Pane. Malah Tambo dirasa lebih mudah mengesan perpindahan dari dunia nyata ke dunia impian ketimbang dalam Belenggu.


Contoh Abstrak Laporan Ilmiah
ABSTRAK
Dani, dkk. 2005. Pemanfaatan Limbah Industri Mebel di Pasuruan sebagai Bahan Dasar Pembuatan Mainan Edukatif Anak. Karya Tulis Ilmiah, SMA Negeri 2 Pasuruan. Pembimbing: Imron Rosidi, M.Pd.
Kata Kunci: Pemanfaatan, Limbah Mebel, Mainan Edukatif Anak

            Limbah mebel adalah sisa hasil produksi mebel yang tidak dipergunakan lagi. Di Pasuruan tepatnya di desa Bukir, banyak pengusaha mebel yang tidak memanfaatkan sisa hasil produksinya. Limbah tersebut langsung dibuang di sungai. Keadaan ini diperparah lagi dengan pembakaran serbuk kayu sisa industri mebel yang dapat menyebabkan polusi udara.
            Limbah mebel berupa serbuk kayu ini sebenarnya dapat dimanfaatkan dan dapat diolah menjadi bahan dasar mainan edukatif anak. Mainan edukatif anak yang dibuat dalam penelitian ini merupakan mainan anak yang berfungsi sebagai alat untuk memancing atau mengembangkan daya ingat anak melalui permainan non-elektronik. Mainan ini diharapkan dapat menyampaikan pengetahuan secara khusus kepada anak berusia 2 sampai 5 tahun atau anak usia pra sekolah.
            Untuk itu tujuan penelitian ini adalah pengolahan limbah industri mebel sebagai bahan dasar pembuatan mainan edukatif anak. Untuk mendapatkan data yang diinginkan, peneliti menggunakan teknik studi pustaka dan teknik eksperimen. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai Desember 2006 sampai dengan Januari 2007.
            Dari kedua teknik di atas dapat diperoleh hasil penelitian, yaitu 1) Alat yang digunakan dalam pengolahan serbuk kayu antara lain: cetakan, wadah, timbangan, sendok makan, ayakan, kuas eterna, kertas gosok, cetok besi, plastik mika; sedang bahan yang digunakan antara lain: limbah serbuk kayu dari sisa industri mebel, lem kayu, air, cat kayu, plamir, glassir. 2) Ada 7 tahap dalam pembuatan mainan edukatif anak dari limbah serbuk kayu yaitu: (1) pembuatan adonan dengan mencampurkan limbah serbuk kayu, lem kayu dan air, (2) pencetakan mainan dengan menuangkan adonan yang sudah tercampur ke dalam cetakan, (3) pengeringan mainan di bawah sinar matahari secara langsung, (4) penghalusan permukaan mainan yang masih kasar dengan menggunakan kertas gosok, (5) pelapisan plamir pada perrmukaan mainan yang sudah halus, (6) pengecatan mainan, dan (7) pelapisan glassir pada seluruh bagian mainan edukatif anak; dan 3) jenis-jenis mainan edukatif anak yang peneliti hasilkan dalam penelitian ini antara lain: papan-papan pasak, puzzle sederhana, acak warna. Dari hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat disampaikan adalah: 1) mainan edukatif anak dari bahan dasar limbah serbuk kayu ini diharapkan dapat memasuki pangsa pasar mainan; 2) pembuatan mainan edukatif anak ini diharapkan sesuai dengan prosedur agar kualita dan mutunya tetap terjaga; dan 3) perlu adanya penelitian lanjutan untuk mendapatkan mainan edukatif anak yang berkualitas dan bervariasi.


Contoh Abstrak dalam Artikel Ilmiah

PERAN GURU
DALAM MEMBENTUK SISWA BERAKHLAK MULIA
DI ERA GLOBALISASI


Oleh: Imron Rosidi, M.Pd


Abstrak: Fenomena pendidikan di Indonesia saat ini memiliki berbagai tantangan (global, nasional, dan lokal). Memasuki era global pada abad 21, bangsa Indonesia menghadapi tantangan globalisasi yang membawa dunia menjadi global village yang dapat membawa perubahan masyarakat yang teramat cepat, diikuti dengan pergeseran nilai kehidupan, termasuk kehidupan para siswa. Untuk itu diperlukan peran guru dalam membentuk siswa berakhlak mulia, antara lain: 1) dalam mengajar, guru tidak hanya menitikberatkan pada potensi intelektualnya saja, akan tetapi juga harus menitikberatkan pada budi pekertinya (akhlak), 2) mengubah paradigma guru dalam proses pembelajaran, 3) memberikan kasih sayang terhadap siswanya melalui perkataan dan perbuatan yang baik, dan 4) memasukkan muatan akhlak di setiap mata pelajaran umum yang diajarkan.

Kata Kunci: Sistem Pendidikan, Berakhlak Mulia, dan Globalisasi




Contoh 1: Kesimpulan

Kesimpulan
            Demikianlah konfigurasi global tentang peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah kota Pasuruan dalam memajukan pendidikan di kota Pasuruan. Peningkatan kualitas pendidikan di kota Pasuruan adalah tugas kita bersama. Selain itu, kita harus rela berkorban waktu, energi, dan finansial untuk kuntinuitas proses pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Kita sudah harus berani meninggalkan alergi saran maupun kritik karena saran dan kritik selalu untuk kemajuan pendidikan dan kepentingan bersama.

Contoh 2: Kesimpulan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari berbagai uraian yang ada pada bab II dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1) Perpustakaan di sekolah sebenarnya merupakan sumber belajar bagi siswa. Siswa dapat     menggali berbagai informasi melalui perpustakaan. Siswa dapat mengerjakan tugas dari     para guru dengan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan.
2) Peran  guru  sangat   diperlukan   dalam  meningkatkan  minat  baca  siswa   melalui      pemberdayaan perpustakaan. Peran tersebut bisa berupa motivasi, program wajib baca,     tugas, bimbingan membaca, dan pembuatan poster-poster.

Komentar :

ada 2 komentar ke “keterampilan berbahasa”
Anonim mengatakan...
pada hari 

Thq penjelasannya sangat detail n` membantu bwnGetz :-))

meskipun sebenar`nya saya ingin mencari tugas E.c.o.n.o.m.i malah dpt.a blog yg BI =_="
but whatever,new jg dah cukup nyangkup tentang tema koq ^_____^

Anonim mengatakan...
pada hari 

bagaimana perbedaan antara sinopsis, abstrak dan simpulan? mohon penjelasannya!

Posting Komentar