kebahasaan

BAHASA INDONESIA
BERCIRI FORMAL DAN OBJEKTIF

Oleh: Imron Rosidi


            Bahasa Indonesia yang digunakan dalam komunikasi ilmiah berciri formal. Hal itu berarti bahwa unsur-unsur bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahasa Indonesia keilmuan adalah unsur-unsur bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi. Ciri formal itu tampak pada berbagai lapis unsur bahasa, kosa kata, bentukan kata, dan bentukan kalimat. Pada lapis kosa kata dapat ditemukan kata-kata yang berciri formal dan kata-kata yang berciri informal. Bagaimanakah bentuknya?

Kata Berciri Formal            Kata Berciri Informal
korps                                       korp
berkata                                     bilang
buat                                         bikin
hanya                                       cuma, cuman
olahraga                                    olah raga
beri                                          kasih
ambles                                      amblas
tidak                                         ndak, enggak
daripada                                    ketimbang
bagi                                          buat
lepas                                         copot
suku cadang                              onderdil

            Ciri formal juga ditampakkan pada unsur bentukan kata. Bentukan kata tertentu menandai ciri formal. sementara bentukan kata yang lain menandai ciri informal sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut
Bentukan Kata            Bentukan Kata
Berciri Formal            Berciri Informal
bercerita                          cerita
berdagang                        dagang
bersedih                           sedih
bemyanyi                          nyanyi
ditemukan                        diketemukan
berpindah                         pindah
perajin                              pengrajin
mengelola                         ngelola
membantah                       mbantah
mendapatkan                    dapat
mencuci                           nyuci
melarang                          ngelarang
tertabrak                          ketabrak
terjatuh                            jatuh
terbentur                          kebentur
bertabrakan                      tabrakan
            Contoh-contob tersebut menampakkan dua macam ciri bentukan kata berciri informal. Ciri pertama adalah tidak adanya unsur fomatif (afiks). Ciri kedua adalah tidak sempurnanya afiks pada kata bentukan. Ciri ketiga adalah hadirnya unsur formatif yang berasal dari bahasa donor (bahasa daerah)
            Setelah orientasi bahasa donor beralih dari bahasa Belanda ke bahasa lnggris, bentukan kata dengan afiks -ir merupakan bentukan berciri informal, sedangkan bentukan dengan aifiks -isasi merupakan bentukan berciri formal. Perhalikan contoh-contoh berikut!
Bentukan Berciri Formal            Bentukan Berciri Informal
legalisasi                                            legalisir
lokalisasi                                            lokalisir
Organisasi                                          organisir
realisasi                                              realisir
            Kalimat yang berciri formal ditandai oleh beberapa ciri. Ciri pertama adalah kelengkapan unsur wajib sehingga memenuhi kelengkapan isi proposisi. Kalimat (1) berikut memenuhi persyaratan kelengkapan, sedangkan kalimat (2) tidak.
(1) Mocliono (l989)  menyatakan  bahwa  bahasa ilmiah itu lugas dan eksak serta      menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
(2) Menurut Moeliono (1989) menyatakan bahwa bahasa ilmiah lugas I dan eksak serta      menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
            Kalimat fragmentaris sebagaimana telah diuraikan di depan merupakan kalimat yang tidak memenuhi persyaratan kelengkapan unsur wajib.
            Ciri kedua adalah ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, yaitu kata yang berfungsi atau bertugas menandai fungsi dan hubungan unsur kalimat. Kata fungsi pada contoh (1) s.d. (5) digunakan secara tepat, sedangkan pada contoh (6) s.d. (10) digunakan secara tidak tepat.
(1) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
(2) Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat daripada urea tabur
(3) Bagi  petani  daerah ini, saluran irigasi merupakan prasarana pertanian yang sangat      berarti.
(4) Di  lembaga  tempat  mahasiswa  dididik  tersedia  fasilitas  yang cukup untuk      meningkatkan prestasi mahasiswa
(5) Gedung-gedung yang akan direnovasi masih digunakan untuk kegiatan akademik
(6) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian pada masyarakat
(7) Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat dari urea tabur
(8) Buat petani daerah ini, saluran irigasi merupakan prasarana pertanian yang sangat      berarti.
(9) Di lembaga di mana mahasiswa dididik tersedia fasilitas guna meningkatkan prestasi      mahasiswa.
(10) Gedung-gedung  yang mana  akan  direnovasi  masih  digunakan  untuk kegiatan      akademik.
            Ciri ketiga adalah isinya yang mantiki. Kalimat yang berciri formal berfungsi sebagai alat pengungkap penalaran. Kalimat yang mampu berfungsi sebagai alat pengungkap penalaran itu disebut kalimat bernalar. Berbeda dengan kalimat (1), kalimat (2) berikut telah mengungkapkan penalaran yang benar.
(1) Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan pokok bahasan lain, yaitu seperti      pada membaca, kosa kata, struktur, pragmatik, maupun apresiasi bahasa dan sastra      lndonesia.
(2) Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan kedudukan pengajaran yang lain:      membaca, kosa kata, struktur, pragmatik, dan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
            Ciri keempat adalah tampilan esei formal. Ciri itu menuntut pengungkapan gagasan secara utuh dalam bentuk kalimat. Potongan-potongan gagasan dalam kalimat diintegrasikan secara langsung dalam kalimat Kalimat contoh (1) merupakan kalimat tampilan esei nonformal, sedangkan kalimat contoh (2) merupakan kalimat tampilan esei formal.
(1) Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan:
     -fabel
     -legende
     -mite
     -sage
     -penggeli hati.
(2) Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan atas lima kategori, yakni fabel, legende,      mite, sage, dan penggeli hati.
            Tampilan esei formal tidak hanya ditampakkan pada tataan unsur-unsur kalimat, tetapi juga ditampakkan pada penempatan kalimat dalam konteks kalimat-kalimat yang lain dalam rangka membentuk teks. Tampilan kalimat pada (1) bukan tampilan esei formal, sedangkan tampilan kalimat pada (2) adalah tampilan esei formal.
(1) Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan atas label, legende, mite, sage, dan      penggeli hati.
            Fabel adalah cerita tentang binatang yang dapat berkata-kata dan berpikir seperti manusia
            Legende adalah cerita yang berhubungan dengan keajaiban alam.
            Mite adalah cerita tentang dewa-dewi atau cerita yang berhubungan dengan kepercayaan.
            Sage adalah cerita yang berisi kiasan atau ibarat yang di dalamnya terkandung ajaran hidup
            Penggeli hati adalah cerita yang mengandung kelucuan-kelucuan atau perbuatan yang menggelikan.
(2) Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan atas lima kategori, yakni fabel, legende.      mite, sage, dan penggeli hati. Fabel adalah cerita tentang binatang yang dapat berkata-      kata dan berpikir seperti manusia. Legenda adalah cerita yang berhubungan dengan      keajaiban alam. Mite adalah cerita tentang dewa-dewi atau cerita yang berhubungan      dengan kepercayaan. Sage adalah cerita yang berisi kiasan atau ibarat yang di      dalamnya terkandung ajaran hidup. Penggeli hati adalah cerita yang mengandung      kelucuan-kelucuan atau perbuatan yang menggelikan.
            Bahasa Indonesia keilmuan merupakan alat pengungkap gagasan yang objektif. Sejalan dengan fungsinya itu, bahasa Indonesia keilmuan bersifat objektif Demi sifatnya yang objektif itu pula bahasa Indonesia keilmuan menggunakan gagasan sebagai pangkal tolak agar sudut pengungkapan secara dominan bertolak dari perihal (objek) yang sedang dibicarakan. Pengungkapan demikian itu menghasilkan paparan yang objektif.
            Terwujudnya ciri objektif bahasa Indonesia keilmuan tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Ciri objektif itu dapat diwujudkan dengan penggunaan kata dan struktur. Kata-kata yang menunjukkan ciri subjektif/emosional tidak digunakan. Hadirnya kata alangkah dan kiranya pada contoh (1) dan (2) berikut telah menimbulkan ciri subjektif/emosional. Ciri subjektif itu tidak ada pada contoh (3) dan (4).
(1) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti alangkah besarnya peranan orangtua dalam      pembentukan kepribadian anak.
(2) Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pengajaran berbicara di sekolah      dasar tidak terpancang pada salah satu metode.
(3) Contoh-contoh  itu  telah  memberikan bukti besarnya peranan orang tua dalam      pembentukan kepribadian anak.
(4) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran berbicara di sekolah dasar      tidak terpancang pada salah satu metode.
            Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrem, seperti harus, wajib. pasti, dapat memberikan kesan emosional. Karena itu, penggunaan kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrem itu perlu dihindairi. Contoh (1) dan (2) berikut masing-masing berciri subjektif/emosional dan objektif/rasional.
(1) Di antara etika yang harus ditanamkan kepada anak adalah mengambil makan dan      minum dengan memakai tangan kanan, membaca basmalah untuk mamulai pekerjaan      yang baik dan alhamdulillah untuk mengakhiri pekerjaan yang baik pula.
(2) Di antara etika yang ditanamkan kepada anak adalah mengambil makan dan minum      dengan memakai tangan kanan, membaca basmalah untuk memulai pekerjaan yang      baik dan alhamdulillah untuk mengakhiri pekerjaan yang baik pula.

Komentar :

ada 2 komentar ke “kebahasaan”
NANA COLECTION mengatakan...
pada hari 

Trima kasih atas ilmu yang telah disebarkan, semoga Allah membalas dengan berlipat ganda.

likolgen mengatakan...
pada hari 

terima kasih atas informasinya kl masih ada tolong di cantumkan lagi...

Posting Komentar