pendidikan

PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN MASJID
DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Oleh: Imron Rosidi, M.Pd


Abstrak: Tiga pendekatan dalam akuntabilitas manajemen keuangan sebuah instansi, yaitu: Disclosure, transparansi, dan kesesuaian dengan program. Ketika pendekatan itu telah dilakukan oleh manajemen keuangan masjid yang bisa diadopsi oleh manajemen keuangan sekolah yang rawan kebocoran. Kebocoran bisa terjadi karena derasnya keluar masuknya keuangan di sebuah sekolah. Bisakah diterapkan?

Paradigma baru manajemen pendidikan menekankan perlunya pelayanan yang bermutu sesuai kebutuhan stakeholders. Salah satu pilar utama yang mendukung pelayanan yang bermutu adalah penerapan akuntabilitas (pertanggungjawaban) pada semua satuan penyelenggaran pendidikan. Akuntabilitas lembaga pendidikan lebih menitikberatkan pada sejauhmana manajemen penyelenggaraan lembaga pendidikan dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mempertangungjawabkan kebijakan dan programnya sesuai harapan dan tuntutan para stakeholders.
Penerapan akuntabilitas manajemen lembaga pendidikan, dalam hal ini manajemen keuangan sekolah, dapat dilakukan melalui tiga pendekatan ini: disclosure, transparansi, dan penyesuaian program dengan kebutuhan. Disclosure berupa pengumuman secara terbuka kepada semua komponen sekolah mengenai keadaan terakhir keuangan yang ada di sekolah. Pendekatan yang kedua adalah transparansi. Transparansi berfokus pada pemberian akses informasi kepada seluruh komponen sekolah tentang proses keluar masuknya keuangan sekolah. Akuntabilitas keuangan yang baik dapat dilihat dari pendekatan yang ketiga, yaitu kesesuaian antara penggunaan keuangan sekolah dengan program yang merupakan skala prioritas.
Ketiga pendekatan dalam akuntabilitas di atas telah diterapkan dalam manajemen keuangan masjid. Manajemen di sini berarti suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih khusus, manajemen keuangan sekolah berarti suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh sekolah.
Pengolahan keuangan masjid sangat memperhatikan ketiga pendekatan dalam akuntabilitas. Setiap hari akan terpampang kondisi keuangan masjid, mengenai pemasukan dan pengeluaraannya sehingga setiap jemaah mengetahuinya. Hal ini sesuai dengan pendekatan discosure. Selain itu, setiap akan dilangsungkannya khotbah Jumat, pengurus akan mengumumkan secara terbuka proses penggunaan keuangan masjid. Dengan ini pengurus masjid sudah melakukan pendekatan transparansi. Pengurus masjid juga menggunakan keuangan masjid sesuai dengan kebutuhan, misalnya pembayaran listrik dan air, serta kebutuhan dana untuk berbagai kegiatan di masjid.
Apakah manajemen keuangan masjid bisa diterapkan di sekolah untuk menekan tingkat kebocoran keuangan sekolah? Apabila kita mengingat pesan AA Gim, yaitu Mulailah dari diri sendiri, Mulailah dari hal kecil, dan Mulailah sekarang juga, penerapan manajemen keuangan masjid di sekolah pasti bisa, asal ada niat baik dari seluruh komponen sekolah, terutama pengelola keuangan, KTU dan kepala sekolah. Pengelola keuangan mau berbuat jujur, KTU tidak kong kalikong dengan kepala sekolah, dan kepala sekolah berani terbuka terhadap semua kebutuhan keuangan sekolah. Tidak ada yang ditutup-tutupi.
Coba kita tengok betapa rumitnya pengolahan keuangan sekolah, misalnya di sekolah menengah. Selain terdapat keuangan BOS, BKM, BOMM yang harus dikelolah sekolah, juga ada uang yang berasal dari siswa untuk Prakerin, kunjungan industri dan sejarah, uang SPP, serta Bantuan Komite Sekolah. Setiap hari sekolah mengeluarkan uang untuk proses pembelajaran. Setiap hari pula sekolah menerima uang dari siswa. Bagaimana kita tahu kalau di sekolah tersebut tidak terjadi kebocoran? Di sinilah fungsi manajemen keuangan masjid diadopsi dan diadaptasi oleh pihak sekolah.
Pengelolaan keuangan sekolah dengan mengedepankan akuntabilitas dapat dilakukan dengan cara sekolah harus berani mengumumkan secara terbuka kondisi keuangan setiap upacara hari senin oleh pembina upacara. Secara rinci, sekolah harus berani menempelkan kondisi keuangan sekolah setiap akhir bulan. Untuk melihat kesesuaian pengeluaran dengan program prioritas, kepala sekolah harus berani menyampaikan penggunaan uang sekolah yang tidak terduga, yang tidak sesuai program, kepada semua komponen sekolah ketika ada rapat dinas. Dengan demikian, penerapan manajemen keuangan dengan mengedepankan akuntabilitas diharapkan dapat mengurangi tingkat kebocoran keuangan sekolah.

Komentar :

ada 1
cara mengatasi konstipasi mengatakan...
pada hari 

Terimakasih atas informasinya :) semoga sukses slalu .. Ditunggu informasi menarik selanjutnya :) senang berkunjung ke website anda, terimakasih. sekali lagi thanks.

Posting Komentar